Jangan Jadi Korban: 15 Jenis Cyber Attack yang Perlu Anda Ketahui

Perangkat digital dan internet telah membuat hidup kita lebih nyaman, tetapi juga menimbulkan ancaman bagi keamanan data kita. Cyber attack menjadi semakin lazim, dan artikel ini akan membahas berbagai jenis serangan dan cara mencegahnya.

cyber attack

Apa yang dimaksud dengan Cyber Attack?

Cyber attack adalah upaya yang disengaja oleh individu atau kelompok untuk membahayakan keamanan sistem atau jaringan komputer dengan tujuan mencuri, memodifikasi, atau menghancurkan data atau mengganggu operasi normal. Cyber attack dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari email phishing yang sederhana hingga serangan yang sangat canggih dengan menggunakan teknik-teknik canggih seperti malware, rekayasa sosial, dan eksploitasi kerentanan pada perangkat lunak dan perangkat keras.

Cyber attack dapat dimotivasi oleh berbagai faktor, termasuk keuntungan finansial, alasan politik atau ideologi, spionase, atau sekadar keinginan untuk menyebabkan kekacauan dan gangguan. Mereka dapat menargetkan individu, organisasi, atau bahkan seluruh negara, dan dapat menimbulkan konsekuensi serius, seperti kehilangan data, kerugian finansial, kerusakan reputasi, atau bahkan kerusakan fisik.

Seiring dengan semakin meluasnya teknologi dan berkembangnya internet of things (IoT), risiko cyber attack semakin meningkat, dan organisasi serta individu harus mengambil langkah untuk melindungi diri mereka sendiri dari ancaman ini. Hal ini termasuk menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat, menjaga perangkat lunak dan perangkat keras agar tetap mutakhir, mengedukasi karyawan dan pengguna tentang praktik komputasi yang aman, dan waspada terhadap tanda-tanda potensi serangan.

15 Jenis Cyber Attack

Setelah mendapatkan penjelasan singkat tentang apa itu serangan cyber, mengetahui berbagai jenisnya dapat membantu kita melindungi sistem dan jaringan kita dari serangan tersebut, dan di sini kita akan membahas sepuluh besar yang dapat mempengaruhi individu atau bisnis.

1. Serangan malware

Malware adalah jenis perangkat lunak yang dirancang untuk membahayakan sistem komputer, jaringan, atau perangkat. Serangan malware adalah bentuk umum dari cyber attack dan bisa dalam berbagai bentuk, seperti virus, trojan, worm, ransomware, dan spyware. Virus adalah program yang mereplikasi dirinya sendiri dan dapat menginfeksi file lain di sistem, sedangkan trojan adalah program yang tampaknya sah tetapi memiliki niat jahat. Worm adalah program yang mereplikasi diri sendiri yang dapat menyebar di seluruh jaringan, sedangkan ransomware adalah jenis malware yang mengunci pengguna dari file atau sistem mereka hingga tebusan dibayarkan. Spyware adalah jenis malware yang dapat digunakan untuk memantau aktivitas pengguna, mencuri data sensitif, atau mengendalikan komputer mereka.

2. Serangan phishing

Serangan phishing adalah jenis serangan rekayasa sosial yang menggunakan email, pesan teks, atau panggilan telepon untuk mengelabui individu agar mengungkapkan informasi sensitif seperti kredensial login, detail kartu kredit, atau informasi pribadi. Phishing email adalah jenis serangan phishing yang paling umum, dan biasanya melibatkan email palsu yang tampaknya berasal dari sumber yang sah, seperti bank atau platform media sosial. Spear phishing adalah bentuk serangan phishing yang lebih bertarget yang ditujukan pada individu atau kelompok tertentu, yang sering kali menggunakan informasi yang dikumpulkan dari media sosial atau sumber lain untuk mempersonalisasi serangan. Smishing dan vishing adalah variasi serangan phishing yang masing-masing menggunakan pesan teks atau panggilan telepon untuk mengelabui individu agar mengungkapkan informasi sensitif.

3. Serangan man-in-the-middle (MITM)

Serangan MITM adalah jenis serangan di mana penyerang mencegat komunikasi antara dua pihak dan mencuri atau mengubah data. Jenis serangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti spoofing IP, spoofing DNS, atau spoofing HTTPS. Spoofing IP melibatkan penyerang yang menyamar sebagai sumber tepercaya dengan mengubah alamat IP mereka, sementara spoofing DNS melibatkan penyerang yang mengarahkan lalu lintas pengguna ke situs web palsu. Spoofing HTTPS melibatkan penyerang yang mencegat koneksi pengguna ke situs web yang aman dan mengganti sertifikat yang sah dengan yang palsu, sehingga memungkinkan penyerang untuk mencuri informasi sensitif seperti kredensial login.

4. Serangan Penolakan Layanan (DoS) dan Penolakan Layanan Terdistribusi (DDoS)

Serangan DoS dan DDoS adalah jenis serangan yang membebani server atau jaringan dengan lalu lintas yang berlebihan, sehingga tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. Serangan DoS dilakukan oleh penyerang tunggal, sedangkan serangan DDoS melibatkan banyak penyerang yang menggunakan jaringan perangkat yang telah disusupi, yang dikenal sebagai botnet, untuk melakukan serangan. Serangan ini dapat ditujukan pada situs web atau layanan tertentu, atau dapat digunakan untuk mengacaukan seluruh jaringan.

5. Serangan injeksi SQL

Serangan injeksi SQL adalah jenis serangan yang menargetkan basis data dengan menyuntikkan kode berbahaya ke dalam pernyataan SQL. Jenis serangan ini dapat digunakan untuk mencuri data sensitif atau untuk mendapatkan akses yang tidak sah ke sebuah sistem. Penyerang dapat mengeksploitasi kerentanan pada aplikasi web yang menggunakan basis data SQL untuk melakukan serangan jenis ini.

6. Serangan skrip lintas situs (XSS)

Serangan XSS adalah jenis serangan yang menargetkan aplikasi web dengan menyuntikkan skrip berbahaya ke dalam halaman web yang dilihat oleh pengguna lain. Jenis serangan ini dapat digunakan untuk mencuri data sensitif atau melakukan jenis serangan lain seperti pembajakan sesi atau clickjacking.

7. Ancaman Persisten Tingkat Lanjut (APT)

APT adalah jenis cyber attack canggih dan berjangka panjang yang menggunakan berbagai teknik untuk mendapatkan akses ke data sensitif. APT sering kali melibatkan beberapa tahap dan dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Mereka sering digunakan oleh negara bangsa atau kelompok lain untuk melakukan spionase, mencuri kekayaan intelektual, atau mengganggu infrastruktur penting. APT biasanya melibatkan beberapa vektor serangan, seperti rekayasa sosial, malware, dan eksploitasi jaringan. Mereka juga dapat menggunakan malware yang dirancang khusus dan server perintah dan kontrol untuk menghindari deteksi oleh sistem keamanan.

8. Ancaman orang dalam

Ancaman orang dalam adalah jenis cyber attack yang melibatkan individu dengan akses resmi ke sistem atau jaringan, yang secara sengaja atau tidak sengaja menyebabkan kerusakan. Ancaman orang dalam dapat disebabkan oleh karyawan, kontraktor, atau vendor pihak ketiga. Orang-orang ini dapat menggunakan akses mereka untuk mencuri data sensitif, memperkenalkan malware, atau mengganggu sistem.

9. Serangan kata sandi

Serangan kata sandi adalah jenis serangan yang melibatkan penebakan atau pemecahan kata sandi untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem atau jaringan. Serangan kata sandi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti serangan brute force, serangan kamus, atau serangan phishing. Serangan brute-force melibatkan mencoba setiap kombinasi karakter yang mungkin sampai password yang benar dapat ditebak, sementara serangan kamus menggunakan daftar kata sandi yang sudah dihitung sebelumnya dari kata sandi yang umum digunakan untuk mencoba menebak password yang benar. Serangan phishing dapat digunakan untuk mengelabui pengguna agar mengungkapkan kata sandi mereka.

10. Serangan perangkat lunak jahat

Serangan perangkat lunak jahat adalah jenis serangan yang melibatkan pemasangan perangkat lunak berbahaya pada sistem pengguna tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka. Perangkat lunak jahat dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti adware, spyware, atau scareware. Adware adalah perangkat lunak yang menampilkan iklan yang tidak diinginkan, sedangkan spyware adalah perangkat lunak yang memantau aktivitas pengguna dan mencuri informasi sensitif. Scareware adalah perangkat lunak yang secara palsu mengklaim dapat mendeteksi virus atau ancaman keamanan lainnya pada sistem pengguna dan kemudian menuntut pembayaran untuk menghapusnya.

11. Serangan Cryptojacking

Serangan Cryptojacking adalah sebuah jenis serangan yang melibatkan penggunaan komputer atau perangkat korban untuk menambang mata uang digital tanpa sepengetahuan atau persetujuan korban. Serangan Cryptojacking dapat dilakukan melalui malware atau dengan mengeksploitasi kerentanan pada aplikasi web. Komputer atau perangkat korban digunakan untuk memecahkan masalah matematika yang rumit, yang menghasilkan mata uang kripto untuk penyerang.

12. Serangan Internet of Things (IoT)

Serangan IoT adalah jenis serangan yang menargetkan perangkat yang terhubung ke internet, seperti perangkat rumah pintar, perangkat medis, atau sistem kontrol industri. Serangan IoT dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti infeksi malware, serangan penolakan layanan, atau pembajakan perangkat. Serangan ini dapat digunakan untuk mencuri data sensitif, mengganggu sistem penting, atau menyebabkan kerusakan fisik.

13. Serangan rekayasa sosial

Serangan rekayasa sosial adalah jenis serangan yang menggunakan manipulasi psikologis untuk mengelabui individu agar mengungkapkan informasi sensitif atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan mereka. Serangan rekayasa sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti serangan phishing, pretexting, baiting, atau serangan quid pro quo. Serangan-serangan ini bisa sangat efektif karena mengeksploitasi emosi dan perilaku manusia.

14. Serangan penyadapan Wi-Fi

Serangan penyadapan Wi-Fi adalah jenis serangan yang melibatkan penyadapan dan pembacaan lalu lintas jaringan nirkabel. Serangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang menangkap lalu lintas nirkabel, seperti sniffer paket atau adaptor jaringan nirkabel. Serangan penyadapan Wi-Fi dapat digunakan untuk mencuri informasi sensitif, seperti kredensial login, detail kartu kredit, atau informasi pribadi.

15. Serangan fisik

Serangan fisik adalah jenis serangan yang melibatkan akses secara fisik ke sistem atau jaringan untuk mencuri data, menanam malware, atau mengacaukan sistem. Serangan fisik dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti mencuri perangkat, mendapatkan akses tidak sah ke gedung atau ruang server, atau menggunakan gangguan fisik untuk memodifikasi perangkat keras atau perangkat lunak. Serangan-serangan ini bisa sangat efektif karena mereka mem-bypass banyak langkah keamanan yang dirancang untuk melindungi dari serangan cyber.

Kesimpulan

Memahami 15 jenis cyber attack di atas sangat penting bagi individu dan organisasi untuk melindungi diri mereka dari potensi ancaman, mendeteksi serangan sejak dini, merespons secara efektif, mematuhi peraturan dan standar, serta memastikan kelangsungan bisnis. Risiko dan potensi konsekuensi dari cyber attack sangat besar dan dapat berdampak pada individu, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan.

%d blogger menyukai ini: