TL;DR
- Threat Intelligence dalam SIEM penting untuk mendeteksi dan merespons potensi ancaman keamanan.
- Berbagai jenis Threat Intelligence dapat digunakan, seperti berbasis indikator, berbasis perilaku, dan berbasis reputasi.
- Manfaat menggunakan threat intelligence dalam SIEM meliputi peningkatan deteksi ancaman, waktu respons yang lebih cepat, dan pengurangan risiko serangan siber.
- Organisasi harus menyadari tantangan seperti kualitas data, integrasi, dan menjaga agar Threat Intelligence tetap mutakhir.
- Praktik terbaik untuk menggunakan Threat Intelligence dalam SIEM termasuk mendefinisikan kasus penggunaan yang jelas, memilih sumber yang tepat, mengintegrasikan dengan kontrol keamanan lainnya, dan terus memantau efektivitas.

Di Paired, kami tahu secara langsung pentingnya untuk tetap selangkah lebih maju dari potensi ancaman dan serangan. Itulah mengapa Threat Intelligence merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem SIEM. Pada dasarnya, Threat Intelligence memberikan wawasan yang berharga tentang potensi risiko dan serangan, sehingga organisasi dapat mengambil tindakan proaktif untuk memitigasinya sebelum mereka dapat menyebabkan kerusakan. Dalam artikel ini, saya akan membahas tentang dunia Threat Intelligence di SIEM, dan mengapa hal ini sangat penting. Di akhir artikel ini, Anda akan memahami betapa berharganya Threat Intelligence dalam membantu organisasi memperkuat postur keamanan mereka serta melindungi jaringan dan data mereka dari penjahat siber dan peretas. Jadi, mari kita mulai!
Gambaran Umum tentang Threat Intelligence dalam SIEM
Threat Intelligence dalam SIEM mengacu pada proses pengumpulan dan analisis data dari berbagai sumber untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan kerentanan keamanan. Ini seperti memiliki tim detektif yang terus-menerus menyelidiki dan mengumpulkan informasi tentang calon penjahat. Dalam hal ini, “penjahat” adalah penjahat siber dan peretas yang mungkin menargetkan jaringan organisasi.
Threat Intelligence memberikan wawasan berharga bagi organisasi tentang taktik, teknik, dan prosedur (TTP) yang digunakan oleh penjahat siber dan peretas. Dengan memahami TTP ini, organisasi dapat mengantisipasi dan mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi potensi ancaman, dan mengambil tindakan proaktif untuk memitigasinya sebelum ancaman tersebut menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Anggap saja seperti petugas keamanan yang berpatroli di pusat perbelanjaan. Penjaga selalu waspada terhadap aktivitas yang mencurigakan dan mengambil tindakan untuk mencegah potensi kejahatan terjadi. Demikian pula, Threat Intelligence dalam SIEM memungkinkan organisasi untuk secara proaktif mengidentifikasi dan memitigasi potensi ancaman sebelum ancaman tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada jaringan dan data mereka.
Manfaat Threat Intelligence dalam SIEM
- Deteksi Ancaman yang Lebih Baik
Threat Intelligence memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi potensi ancaman sebelum menjadi masalah besar. Ini seperti memiliki detektor asap di rumah Anda. Detektor dapat mendeteksi asap dan memperingatkan Anda akan potensi kebakaran, sehingga Anda dapat mengambil tindakan sebelum api menjadi terlalu besar. Demikian pula, Threat Intelligence dapat merasakan potensi ancaman di jaringan Anda dan memperingatkan Anda akan keberadaannya, sehingga Anda dapat mengambil tindakan sebelum ancaman tersebut menjadi terlalu besar dan menyebabkan kerusakan yang signifikan. - Waktu Respons Lebih Cepat
Dengan Threat Intelligence, organisasi dapat merespons dengan cepat terhadap potensi ancaman, meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh serangan siber dan mengurangi waktu henti. Karena kemampuan deteksi real time yang dimilikinya, hal ini dapat membuat perusahaan Anda menjadi lebih aman dan lebih cepat dalam bereaksi terhadap situasi tertentu yang menakutkan. Ini akan membantu perusahaan Anda 24/7 dan yang paling penting bekerja secara otomatis tanpa campur tangan manusia. - Mengurangi Risiko Serangan Siber
Bukan rahasia lagi bahwa serangan siber terkadang dapat menembus infrastruktur yang telah dilengkapi dengan sistem Threat Intelligence. Dengan memiliki ini, setidaknya perusahaan Anda memiliki lapisan kedua untuk meminimalkan risiko serangan. Ia akan tetap berusaha sebaik mungkin dalam menghadapi serangan tersebut, mencoba untuk membuatnya turun, sehingga kerugian yang lebih besar dapat dihindari. - Pemahaman yang Lebih Baik tentang Tantangan Ancaman
Dan yang tak kalah pentingnya, memberikan pemahaman yang lebih baik kepada organisasi tentang situasi ancaman saat ini. Ini seperti ramalan cuaca yang memberi tahu Anda apa yang akan terjadi pada hari itu. Dengan mengetahui seperti apa cuaca yang akan terjadi, Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik, seperti mengenakan mantel di hari yang dingin atau membawa payung di hari hujan. Demikian pula, Threat Intelligence dapat memberi tahu Anda jenis ancaman apa yang akan terjadi dan bagaimana mempersiapkan diri untuk menghadapinya, seperti menerapkan kontrol keamanan tambahan atau melakukan pelatihan karyawan untuk mencegah serangan rekayasa sosial. - Kepatuhan terhadap Peraturan Keamanan
Dengan menggabungkan Threat Intelligence ke dalam solusi Manajemen Informasi dan Peristiwa Keamanan (SIEM) mereka, organisasi dapat lebih mematuhi peraturan keamanan. Banyak peraturan, seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) dan Standar Keamanan Data Industri Kartu Pembayaran (PCI DSS), yang mengharuskan perusahaan untuk mempertahankan kontrol keamanan yang efektif dan memantau serta merespons insiden keamanan. Dengan memanfaatkan Threat Intelligence dalam solusi SIEM mereka, organisasi dapat mendeteksi dan merespons ancaman keamanan secara lebih efektif, yang membantu mereka memenuhi persyaratan kepatuhan ini. Selain itu, menggunakan Threat Intelligence dapat memberikan kemampuan kepada organisasi untuk menunjukkan uji tuntas dalam praktik keamanan mereka, yang merupakan persyaratan utama bagi banyak peraturan keamanan.
Jenis-jenis Threat Intelligence dalam SIEM
Ada banyak jenis Threat Intelligence. Jenis yang digunakan perusahaan tergantung pada jenis perusahaan. Beberapa perusahaan lebih fokus pada berbasis Manusia, sementara yang lain mungkin fokus pada berbasis Kerentanan. Untuk lebih lanjut, pada tabel di bawah ini saya akan menjelaskan tentang penggunaan beberapa jenis Threat Intelligence dalam SIEM.
Jenis Threat Intelligence | Deskripsi |
Berbasis indikator | Berfokus pada IOC tertentu yang terkait dengan ancaman yang diketahui, seperti alamat IP, nama domain, dan hash. |
Berbasis perilaku | Menganalisis pola perilaku di berbagai sumber data untuk mengidentifikasi potensi ancaman, seperti perilaku pengguna yang tidak wajar atau lalu lintas jaringan. |
Berbasis reputasi | Memberikan informasi tentang reputasi berbagai entitas, seperti alamat IP, nama domain, dan URL. Dapat digunakan untuk memblokir lalu lintas dari sumber yang diketahui berbahaya. |
Berbasis kerentanan | Memberikan informasi tentang kerentanan dan eksploitasi yang diketahui yang dapat digunakan oleh penyerang untuk membahayakan sistem. |
Berbasis manusia | Termasuk informasi dari sumber manusia, seperti peneliti dan analis keamanan, tentang ancaman yang muncul dan teknik serangan. Dapat digunakan untuk terus mengikuti perkembangan ancaman terbaru. |
Internal | Berfokus pada ancaman yang berasal dari dalam organisasi, seperti ancaman orang dalam dan kesalahan karyawan. |
Eksternal | Berfokus pada ancaman yang berasal dari luar organisasi, seperti serangan phishing dan kampanye malware. |
Tantangan Menggunakan Threat Intelligence dalam SIEM
Salah satu tantangannya adalah memastikan kualitas dan keakuratan data. Efektivitas Threat Intelligence tergantung pada kualitas dan akurasi data yang digunakan. Jika data sudah ketinggalan zaman atau tidak akurat, hal ini dapat menyebabkan positif palsu atau negatif palsu, yang dapat berdampak negatif pada postur keamanan organisasi. Untuk mengatasi tantangan ini, organisasi harus berinvestasi pada sumber data Threat Intelligence berkualitas tinggi dan secara teratur meninjau dan memvalidasi data tersebut untuk memastikan keakuratannya.
Tantangan lainnya adalah mengintegrasikan Threat Intelligence ke dalam platform SIEM. Mengintegrasikan threat intelligence ke dalam platform SIEM bisa menjadi tantangan, terutama jika data berasal dari berbagai sumber. Organisasi perlu memastikan bahwa threat intelligence dinormalisasi dan dikorelasikan dengan data keamanan lainnya untuk menghindari duplikasi dan memastikan keakuratannya. Mereka juga perlu memastikan bahwa threat intelligence terintegrasi dengan alat keamanan dan alur kerja mereka untuk memungkinkan respons insiden yang efisien.
Silo organisasi juga bisa menjadi tantangan untuk menggunakan threat intelligence dalam SIEM. Departemen yang berbeda dalam sebuah organisasi dapat menggunakan alat keamanan yang berbeda dan memiliki proses yang berbeda untuk mengelola threat intelligence. Hal ini bisa menyulitkan dalam mengintegrasikan Threat Intelligence di seluruh organisasi dan memastikan bahwa semua orang menggunakan data yang sama. Untuk mengatasi tantangan ini, organisasi harus mendorong kolaborasi antara departemen yang berbeda dan menerapkan proses untuk berbagi data Threat Intelligence.
Menjaga threat intelligence tetap mutakhir adalah tantangan lain yang mungkin dihadapi organisasi. Para pelaku ancaman terus mengembangkan taktik dan teknik mereka, sehingga threat intelligence perlu diperbarui secara teratur agar tetap efektif. Organisasi harus memiliki proses untuk memastikan bahwa threat intelligence mereka adalah yang terbaru dan relevan. Hal ini dapat mencakup pemantauan feed ancaman industri, melakukan penilaian ancaman secara teratur, dan memperbarui platform dan proses Threat Intelligence sesuai kebutuhan.
Lihat solusi Paired di SIEM dan SOC, lihat apa yang dapat kami bantu untuk mengamankan sistem Anda
Praktik Terbaik untuk Menggunakan threat intelligence dalam SIEM
Tentukan kasus penggunaan dan tujuan yang jelas
Sebelum menerapkan threat intelligence dalam SIEM mereka, organisasi harus mendefinisikan kasus penggunaan dan tujuan yang jelas. Hal ini termasuk mengidentifikasi jenis Threat Intelligence mana yang paling relevan bagi organisasi mereka, serta bagaimana intelijen ancaman akan digunakan untuk meningkatkan postur keamanan mereka.
Memilih sumber threat intelligence yang tepat
Ada banyak sumber threat intelligence yang berbeda, termasuk umpan sumber terbuka, umpan komersial, dan umpan berpemilik. Organisasi harus memilih sumber yang relevan dengan kasus penggunaan dan tujuan mereka dan yang menyediakan data berkualitas tinggi dan akurat.
Mengintegrasikan threat intelligence dengan kontrol keamanan lainnya
Threat Intelligence firewall, sistem pencegahan intrusi, dan sistem perlindungan titik akhir, untuk meningkatkan efektivitas keseluruhan postur keamanan organisasi.
Memantau dan mengevaluasi efektivitas secara terus-menerus
Threat intelligence hanya efektif jika informasi tersebut mutakhir dan relevan. Organisasi harus terus memantau dan mengevaluasi efektivitas threat intelligence mereka untuk memastikan bahwa intelijen tersebut memberikan hasil yang diinginkan. Hal ini termasuk meninjau sumber data threat intelligence secara teratur, memantau insiden keamanan, dan menganalisis efektivitas kontrol keamanan.
Kesimpulan
Singkatnya, threat intelligence ancaman ke dalam SIEM sangat penting bagi organisasi untuk tetap berada di depan dalam menghadapi potensi ancaman siber. Meskipun mungkin ada kesulitan, seperti memastikan keakuratan data, adopsi praktik terbaik seperti mendefinisikan kasus penggunaan dengan jelas, memilih sumber yang sesuai, dan mengintegrasikan dengan kontrol keamanan lainnya dapat membantu mengurangi tantangan ini. Penting juga untuk terus memantau dan menilai efektivitas program threat intelligence untuk memastikan bahwa program tersebut tetap mutakhir dan efektif. Dengan mengikuti panduan ini, organisasi dapat meningkatkan postur keamanan mereka dan mengurangi risiko serangan siber.